LANGKAR.ID BANJARBARU – Ratusan peserta dari berbagai usia, mengikuti Tradisi Baayun Maulid di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Kamis (5/10/2023)
Sebanyak 208 Peserta terlihat sibuk menaiki ayunan yang dihiasi dengan beragam sesajen yang memiliki kepercayaan tertentu bagi warga Banjar.
Tradisi Baayun Maulid adalah tradisi khas masyarakat Banjar Kalsel dengan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid. Baayun maulid dilaksanakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awal.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Husnul Khotimah Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM mengajak kembali menyegarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui peringatan maulid.
“Dengan peringatan maulid, kita segarkan kembali keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta perenungan kita akan sejarah perjuangan Rasulullah SAW,” sampai Paman Birin.
Melalui peringatan maulid, Paman Birin juga mengajak untuk menggelorakan syiar dan dakwah Islam ke seluruh penjuru daerah.
Peringatan kelahiran Rasulullah SAW ini memang hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kalsel yang bergelar Babussalam ini.
Hal ini menggambarkan semaraknya kehidupan religius dan islami yang kental bagi masyarakat Kalimantan Selatan.
Paman Birin juga menyampaikan bahwa peringatan maulid yang disertai prosesi Baayun Maulid perlu dipelihara dan dilestarikan.
“Peringatan maulid yang disertai proses Baayun Maulid merupakan salah satu bentuk kegiatan maulid yang perlu kita pelihara dan dilestarikan keberadaannya,”
Paman Birin juga berpesan agar jangan sampai tradisi ini kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormaran terhadap Nabi Muhammad SAW.
“Tradisi yang sangat baik ini kita harapkan jangan sampai kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormatan kita terhadap Nabi Muhammad SAW yang menorehkan sejarah amat besar di muka bumi ini.”
Peringatan maulid ini juga diisi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Tuan Guru Supian Al-Banjari. (Adv/L212)