LANGKAR.ID, Pelaihari – Pencarian terhadap seorang nelayan Desa Bawah Layung, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Anang Aini (64) akhirnya membuahkan hasil. Namun naas, nelayan tersebut ditemukan sudah tidak bernyawa, tenggelam bersama perahunya.
Jasad korban ditemukan Selasa (21/09/2021) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Atau sekitar satu jam setelah pencarian dilakukan oleh tim gabungan.
Sebelumnya, korban dilaporkan tidak pulang ke rumahnya sejak Senin (20/09/2021) sore. Padahal biasanya, setelah mencari ikan sejak pukul 04.00 Wita, korban selalu pulang ke rumahnya siang hari sekitar pukul 14.00 Wita.
Namun kali itu, hingga sore hari, korban tak kunjung pulang. Sehingga warga dan keluarganya mulai melakukan pencarian.
Proses pencarian terus dilakukan hingga keesokan harinya. Termasuk oleh petugas BPBD, Satpol PP dan Damkar Tala. Serta anggota TNI dan Satpolair Polres Tala. Juga anggota PMI dan Relawan Remaja Tala.
[nextpage title=”Jasad Korban Ditemukan di Kedalaman Sekitar 5 Meter”]
Budi, seorang warga Desa Bawah Layung yang turut melakukan pencarian mengatakan, awalnya mereka menemukan bendera tanda jaring sedang ditebar. Penasaran, ia dan pencari lainnya langsung mendekati bendera.
Warga RT 1 Desa Bawah Layung itu, kemudian mencoba menarik tali yang menghubungkan bendera tersebut dan merasa ada benda di bawahnya. Setelah berkumpul dengan pencari lain, Budi kemudian menceburkan diri ke air yang dalamnya sekitar 5 meter itu.
“Saya melihat ada perahu yang masih terikat dengan jaring. Kemudian saya mencoba menyelam dan sempat memegang bagian baju almarhum,” ujar Budi.
Menurut Budi, lokasi penemuan itu sekitar 1 kilometer dari pantai. Penasaran dengan temuannya, Budi kembali menyelam dan berhasil meraih jasad korban. Tanpa ragu, ia langsung mengangkat jasad tersebut ke permukaan.
Camat Kurau Zulpuaddin yang berada di lokasi sejak Senin sore membenarkan pihak keluarga meminta untuk tidak dibawa ke rumah sakit.
“Pihak keluarga atas kesepatkatan bersama memohon untuk tidak dievakuasi ke rumah sakit. Karena jasadnya akan segera ditangani, sambil menunggu anaknya yang mondok di Bangil,” ujar Camat.
[nextpage title=”Keluarga Sudah Lama Melarang Korban Melaut”]
Mahmudin, putra almarhum Anang Aini mengatakan, pihak keluarga sudah mulai cemas saat masuk salat Ashar, ayahnya belum juga pulang. Bersama kerabat dan warga sekitar mereka mencoba melakukan pencarian. Sampai akhirnya harus menunda sampai keesokan harinya.
“Saat masuk Ashar, kami sekeluarga sudah mulai tidak enak. Karena ayah biasanya pulang paling lambat pukul 13.00 wita,” kata Mahmudin anak kelima dari delapan bersaudara.
Menurut Mahmudin, ayahnya itu sudah dilarang anak-anaknya untuk ke laut. Karena ayahnya sering mengeluh sakit kepala. Namun ayahnya tetap ngotot melaut.
“Ayah sering mengeluh sakit kepala, untuk itulah kami meminta ayah untuk tidak melaut lagi,” ujar Mahmudin. (L061)