LANGKAR.ID, Banjarmasin – Warga Banjarmasin beberapa hari ini dibuat resah oleh sekelompok remaja tanggung yang mengklaim bernama Sudimampir Mistery dan Pasber, akibat ulah mereka beberapa warga mengalami luka akibat aksi begal geng motor tersebut.
Macan Resta Banjarmasin beserta Tim Gabungan (Resmob Polda Kalsel, Timsus Sat Intel Resta Banjarmasin, Buser Sek Barat dan Buser Sek Timur) melakukan quick respons serta penindakan terhadap para pelaku.
10 pelaku yang diduga menjadi anggota Geng Motor Sudimampir Mistery adalah remaja berinisial AA merupakan warga Sungai Lulut Komplek Graha Sejahtera, AB warga Sungai Andai, F yang tinggal di Komplek Ratu Zaleh Gang Fajar Sidik, AS berdomisili di Jalan AMD Besar.
Kemudian, AM yang tinggal di Jalan Teluk Tiram Gang Keluarga, AS (warga Desa Handil Bujur Aluh-Aluh), SA (Jalan Cempaka Besar), dan MZ (warga Jalan Pekapuran Gang Keluarga). Ada pula dua gadis berinisial M (tinggal di Ratu Jaleha, Komplek Ki Hajar Dewantara 7) dan C (warga Jalan Handil Bakti Griya Permata).
Menyikapi hal tersebut, Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi memerintahkan seluruh jajarannya untuk melaksanakan apel malam di luar, di titik-titik rawan seperti kawasan Pasar Sudimampir, Kuin dan lainnya, setelah apel kemudian patroli dengan skala besar.
“Kejadian ini memang agak besar, patroli di jam-jam rawan sebenarnya sudah dilakukan, kedepan patroli akan terus dilakukan dengan skala besar agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” katanya, Selasa (24/10/2023).
Terkait yang sudah berhasil diamankan, Kapolda menyatakan masalah itu merupakan kenakalan remaja, kalau kita lihat pelaku adalah usia remaja, mereka adalah anak-anak kita.
“Saya arahkan kepada jajaran dan sudah berkoordinasi dengan Forkopimda supaya tidak hanya Polri yang menangani, tetapi juga melibatkan dinas terkait, seperti Dinas Sosial dan Komisi Perlindungan Anak, supaya mereka kita bina sama-sama,” ujarnya.
Jangan kita selalu mengedepankan prinsip penghukuman penjara, perlu kita lakukan pembinaan-pembinaan supaya mereka jangan terpengaruh dengan hal-hal yang negatif. “Rata-rata mereka hanya melihat di media sosial dan mencontoh kejadian ditempat lain, kemudian mereka berbuat disini,” tutupnya. (L186)