LANGKAR.ID, BANJARMASIN – Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), menggelar operasi pasar menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 H. Operasi ini bertujuan untuk memastikan stabilitas harga menjelang perayaan Lebaran, dilaksanakan di dua pasar utama, yaitu pasar tradisional sentral Antasari dan pasar modern Lotte Mart, pada Rabu (03/04/2024)
Ibnu Sina menyatakan bahwa secara umum, harga-harga di pasar tersebut tetap stabil meskipun mengalami fluktuasi. Stabilitas harga terlihat di pasar tradisional Antasari, khususnya untuk telur dan beras. Meskipun terjadi kenaikan harga pada beberapa barang seperti bawang, hal ini disebabkan oleh suplainya yang terbatas.
“Pada operasi pasar di pasar Antasari, harga-harga seperti telur dan beras sudah cukup stabil. Namun, kenaikan harga terjadi pada barang-barang seperti bawang karena keterbatasan suplai,” ungkap Ibnu Sina.
Pengecekan harga juga dilakukan di Lotte Mart, dimana masyarakat mulai mengkonsumsi daging sebagai indikasi positif. Namun, harga cabai masih tinggi, meskipun ada alternatif lain yang tersedia.
“Kami menemukan bahwa masyarakat sudah mulai mengkonsumsi daging, yang merupakan tanda baik. Namun, harga cabai masih tinggi, meskipun ada opsi alternatif yang tersedia,” tambahnya.
Ibnu Sina menegaskan bahwa tidak akan ada operasi pasar setelah Lebaran jika situasi harga pasar tetap stabil. Upaya Pasar Murah yang dilaksanakan di 20 titik oleh Dinas Perdagangan juga membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga.
“Jika harga pasar tetap stabil, tidak akan ada operasi pasar setelah Lebaran. Pasar Murah yang telah diselenggarakan di 20 titik oleh Dinas Perdagangan juga memberikan bantuan kepada masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Ibnu Sina juga memantau langsung keamanan bahan pangan di pasar Antasari, dimana ditemukan beberapa produk yang masih mengandung bahan berbahaya seperti formalin dan boraks. Hal ini mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Banjarmasin.
“Ikhsan Budiman menyarankan kepala Balai POM agar produk tersebut diperiksa lebih lanjut untuk memastikan tidak ada lagi zat berbahaya. Namun, ada sedikit kendala karena produk dapat berasal dari luar Kalimantan,” tambahnya.(L212)