LANGKAR.ID, Banjarmasin – Tentunya masyarakat Indonesia masih ingat dengan Presiden ke-3 RI. Ia dikenal sebagai sosok negarawan, yang bahkan berbesar hati menutup proyek Industri Pesawat Terbang Nusantara yang ia rintis sendiri, karena lebih memilih memulihkan perekonomian nasional yang saat itu diterpa krisis.
Setidaknya sejarah ini diceritakan Anggota Dewan Pakar Ikatan Alumni Program Habibie Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar, saat berdialog bersama Forum Intelektual Muslim Banua, di Banjarmasin, Selasa (23/07/2025).
Cerita ini ia kemukakan untuk menanggapi pertanyaan peserta diskusi, yang tetap menginginkan kelanjutan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) karena sudah terlanjur dibangun.
“Waktu itu Presiden Habibie dihadapkan pilihan berat, mempertahankan proyek yang sudah dibesarkannya, atau menyelamatkan ekonomi Indonesia, dan Presiden Habibie memilih menyelamatkan negeri ini, hingga akhirnya proyek beliau dihentikan dan mangkrak sampai sekarang,” tegas Prof. Dr. Ing. Fahmi.
Ia pun menjelaskan, di balik banyak sanjungan positif atas pembangunan IKN, ternyata semua pernyataan itu bisa dibantahkan berdasarkan data dan pengamatan.
Di antara yang krusial adalah sulitnya persediaan air bersih, jauhnya lokasi di kawasan hutan, hingga sangat besarnya biaya pembangunan.
“Sebuah kota seharusnya dibangun untuk meningkatkan ketakwaan penghuninya, dan menjadi rahmat bagi sekalian alam. Bukan malah menzalimi lingkungan, apalagi menzalimi manusia dengan banyaknya peninggalan hutang bagi generasi mendatang,” urai Prof. Fahmi.
Sebelumnya forum ini juga diisi pakar ekonomi asal Balikpapan secara daring, yakni Muhammad Hatta, yang memaparkan detail kejanggalan pembangunan IKN dalam segi keuangan.
Semuanya pun disadarkan, bahwa pemerintahan yang berbasis kapitalisme tidak selamanya bergerak untuk kepentingan rakyat, sehingga ada solusi Islam dalam setiap problematika kehidupan manusia. (L234)