LANGKAR.ID, Kandangan – Desa Asam, Kecamatan Sungai Raya, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) dicanangkan sebagai desa budidaya ikan air tawar berbasis kearifan lokal dengan nama Kampung Haruan (Gabus).
Hal ini menjadikan HSS sebagai daerah yang pertama dan satu-satunya di Kalsel, bahkan Indonesia yang membudidayakan ikan haruan.
Nama Kampung Haruan ini sendiri merupakan program yang ditetapkan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) Republik Indonesia (RI) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Baca juga :Â Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Kalsel, Pemkab HSS Harap Raih Hasil Optimal
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Andi Artha Donny selaku perwakilan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP RI mengutarakan bahwa ikan haruan jadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kalsel.
“Kita tau di Kalsel nilai ekonomisnya bernilai tinggi dan permintaan pasarnya pun tinggi berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) dua tahun terakhir ini,” ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya merasa perlu meningkatkan kesadaran masyarakat agar sumber daya yang ada seperti potensi ikan haruan bisa dibudidayakan.
Baca juga :Â Tertinggi di Kalsel, HSS Capai Indeks 73,91 MCP KPK
“Karena selama ini kebutuhan benih ikan haruan hanya dipenuhi dengan menangkapnya di alam liar. Yang makin kesini stok di alam kian terbatas,” tambahnya.
Program ini diharapkannya bisa membuat pembenihan tidak lagi bergantung dengan alam serta menjaga kepastian ketersediaan benih.
“Selain itu program ini juga bisa menjadi model dan wadah pelatihan masyarakat bahkan menjadi lapangan kerja baru,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati HSS Achmad Fikry berharap agar Kampung Haruan ini bisa meningkatkan ekonomi, juga memenuhi kebutuhan ikan haruan bagi masyarakat HSS.
“Dengan berjalannya program ini, diharapkan tidak ada lagi masyarakat saat makan Ketupat Kandangan ikannya toman karena haruan susah didapat,” ucapnya. (L045)