LANGKAR.ID,BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berhasil mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kain sasirangan terpanjang di dunia, yang terbentang sejauh 5,7 kilometer. Rekor ini dicapai dalam acara Meratus Geopark Great Culture Carnival di kawasan Kantor Gubernur Kalsel pada Selasa (20/8/2024).
Acara dimulai dengan bunyi sirene, yang menandakan para pejabat dan relawan berkumpul di lima titik lokasi untuk persiapan pembentangan kain sasirangan. Saat sirene ketiga berbunyi, para peserta mengangkat kain di atas kepala mereka, menandai selesainya upaya pemecahan rekor tersebut.
Ketua TP PKK Kalsel sekaligus Ketua Deskranada Kalsel Hj. Raudatul Jannah (Acil Odah), didampingi Sekdaprov Roy Rizali Anwar dan Ketua Harian Geopark Meratus Hanifah Dwi Nirwana, meninjau langsung rute pembentangan kain dengan mobil golf. Rute tersebut mencakup area Kantor Pengadilan Tinggi Banjarmasin, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor PUPR, BPBD, hingga BPOM Kalsel.
Setelah menyaksikan langsung pembentangan kain sasirangan, Direktur Operasional MURI Yusuf Ngadri menyerahkan piagam pemecahan rekor tersebut, disaksikan Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun.
Acil Odah kemudian secara resmi membuka Meratus Geopark Great Culture Carnival, yang juga merupakan bagian dari perayaan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-74 dan Porwanas ke-14. Berbagai acara dan lomba turut memeriahkan kegiatan ini, seperti kirab karnaval, pertunjukan tari dan kesenian daerah, UMKM Ekspo, pameran keanekaragaman hayati, hingga hiburan dari artis ibu kota, Padi Reborn.
“Dengan dukungan luar biasa dari banyak pihak, melalui kain sasirangan ini kita ungkapkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya Kalimantan Selatan agar tetap lestari,” kata Acil Odah.
Ia menjelaskan bahwa kain sasirangan, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud pada tahun 2013, kini resmi tercatat sebagai Indikasi Geografis milik Kalsel dari Kemenkumham dengan status hak cipta.
“Hari ini, sebanyak 5.684 orang dari berbagai elemen terlibat dalam pembentangan kain Sasirangan khas Banjar,” tambah Acil Odah.
Kegiatan ini juga melibatkan berbagai instansi Pemprov Kalsel, instansi vertikal, TNI, sekolah dari tingkat SMP hingga SMA, pesantren, dan kelompok masyarakat, sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya sasirangan.
“Kain Sasirangan yang terbentang sepanjang 5,7 kilometer ini membentuk pola Kelayangan Dandang, yang merupakan permainan tradisional khas Banjar,” jelasnya.
Acil Odah berharap agar kain sasirangan terus dipopulerkan melalui kolaborasi dan sinergi antar instansi, serta mendukung para pengrajin lokal, terutama ibu rumah tangga di 13 kabupaten/kota di Kalsel.
Sementara itu, Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, menyampaikan bahwa kain sasirangan kini bertransformasi menjadi busana sehari-hari, dengan inovasi bahan seperti sutra, katun, dan serat sintetis.
“Pemprov Kalsel telah menghidupkan kembali dan menyadarkan kita akan pentingnya pelestarian warisan budaya ini, bertepatan dengan perayaan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-74 serta Geopark Meratus,” ujar Yusuf.
Ia juga menyampaikan bahwa MURI telah melakukan verifikasi terhadap kain sasirangan, yang memiliki panjang 5,7 kilometer, terdiri dari 107 motif, dan dibentangkan oleh 6.127 orang.
Dengan demikian, Yusuf secara resmi mengukuhkan pemecahan rekor dunia MURI ini, disambut dengan tepuk tangan dan perayaan kembang api yang meriah pada acara puncak Meratus Geopark Great Culture Carnival.(L212)