LANGKAR.ID, BANJARMASIN – Kasus kekerasan terhadap anak di Banjarmasin menunjukkan lonjakan signifikan, dari 6 kasus di bulan Mei menjadi 31 kasus pada Juli 2024. Fenomena ini memaksa Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin untuk bergerak cepat dalam menekan angka kekerasan dan bullying, terutama di kalangan pelajar.
Sebagai langkah konkret, DP3A meluncurkan program inovatif bernama “BESTY” (Bebuhan Yang Mengedukasi Siswa Tentang Bullying), sebuah inisiatif yang melibatkan siswa untuk menjadi agen perubahan dalam mencegah bullying. Program ini telah berjalan di enam sekolah di Kalimantan Selatan, dengan tiga di antaranya berada di Banjarmasin, yakni MAN 1, SMA 7, dan SMP 6 Banjarmasin.
“Melalui BESTY, kami mendidik siswa untuk saling mengedukasi dan menjadi tempat curhat bagi teman-temannya. Dengan demikian, jika ada siswa yang malu untuk berbicara kepada orang tua, mereka bisa terbuka kepada teman-teman yang sudah diedukasi tentang bullying,” jelas Rusdiati, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3A Banjarmasin.
Selain BESTY, DP3A juga menjalankan program “Sohib” (Sosialisasi Hindari Bullying) dengan cara mengadakan apel di sekolah-sekolah setiap hari Senin. Program ini menjangkau semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA, guna meningkatkan kesadaran tentang bahaya bullying.
Menurut Rusdiati, faktor ekonomi dan lingkungan keluarga masih menjadi pemicu utama kekerasan terhadap anak, yang sering kali berlanjut pada kasus bullying di sekolah. “Bullying ini biasanya terjadi karena anak-anak meniru apa yang mereka lihat di rumah, seperti kekerasan antara orang tua,” tambahnya.
DP3A juga berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk mengusulkan kegiatan ekstrakurikuler selama liburan sekolah, agar siswa tetap dalam pengawasan dan terhindar dari perilaku bullying.
Dengan berbagai langkah preventif ini, diharapkan kasus kekerasan dan bullying dapat ditekan. Namun, bagi kasus bullying berat, DP3A telah siap menanganinya melalui UPTD PPA. Sepanjang tahun 2024, sudah ada dua kasus bullying berat yang ditangani oleh UPTD tersebut.
Melalui inisiatif ini, DP3A berharap Banjarmasin bisa menjadi kota yang lebih ramah dan aman bagi anak-anak, khususnya di lingkungan sekolah. (L212)