LANGKAR.ID, Banjarmasin – Mengantisipasi risiko penyebaran penyakit infeksi emerging lintas negara yang berpotensi menimbulkan epidemi hingga pandemi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar rapat koordinasi dan advokasi bersama Dinkes di 13 kabupaten/kota, Rabu (30/10/2024).
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Nurul Ahdani, menekankan bahwa penyakit infeksi emerging dapat menyebar lebih cepat daripada masa inkubasi penyakit itu sendiri. Kondisi ini memungkinkan penyakit berpindah antarnegara bahkan sebelum gejala klinisnya terdeteksi.
“Koordinasi dan advokasi semacam ini adalah langkah penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan yang serius,” ujar Nurul.
Ia menjelaskan, penyakit infeksi emerging kini menjadi tantangan besar bagi keamanan kesehatan global, tidak hanya karena potensi memicu kejadian luar biasa (KLB), tetapi juga dampak ekonomi yang signifikan.
Menurut Nurul, berbagai faktor mempercepat kemunculan penyakit baru, seperti urbanisasi, penghancuran habitat alami, perubahan iklim, mutasi genetik mikroba, dan perubahan populasi inang atau vektor penyakit. Semua faktor ini memungkinkan mikroba penyebab penyakit untuk beradaptasi lebih cepat, menjangkau inang baru, dan menyebar lebih luas.
“Dampak penyakit baru seringkali sulit diprediksi, tetapi penularannya bisa sangat signifikan karena manusia mungkin belum memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut,” tambahnya.
Sebagai langkah mitigasi, Dinkes Kalsel telah melakukan pemetaan risiko penyakit infeksi emerging di seluruh wilayah provinsi. Hasil pemetaan ini akan menjadi acuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan deteksi dini, termasuk dalam penilaian risiko secara kualitatif.
Dinkes Kalsel berharap langkah ini dapat memperkuat kewaspadaan bersama untuk mencegah dampak serius dari penyakit infeksi emerging yang mengancam kesehatan masyarakat. (L212)
