LANGKAR.ID,BATULICIN – Kunjungan Kerja Menteri Lingkungan Hidup RI, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, ke Kabupaten Tanah Bumbu pada Jumat (17/01/2025) disambut antusias oleh jajaran pemerintah daerah dan kepala desa. Kunjungan ini memicu semangat untuk memajukan pengelolaan sampah dan lingkungan hidup di Tanah Bumbu, yang kini tengah dipersiapkan menjadi contoh bagi daerah lain.
Dr. Hanif Faisol Nurofiq, yang merupakan putra daerah Tanah Bumbu dan pernah mengawali karirnya di Bumi Bersujud, menyampaikan kebanggaannya sebagai anak Batulicin yang kini dipercaya menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup. “Saya masih memiliki KTP Kabupaten Tanah Bumbu, dan saya bangga bisa menjadi Menteri. Ini adalah amanah untuk berbuat lebih banyak bagi daerah saya,” ujar Hanif dalam acara penyelesaian permasalahan sampah melalui penguatan aparatur Pemerintah Daerah di halaman Arboretum At-Taif, Gunung Tinggi, Kelurahan Batulicin.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Tanah Bumbu ini menyatakan bahwa lebih dari separuh hidupnya telah dihabiskan di Batulicin, dan sekarang saatnya untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi daerah yang telah membesarkannya. “Dengan kewenangan yang saya miliki, saya ingin berbuat lebih banyak untuk Tanah Bumbu,” katanya.
Tanah Bumbu Sebagai Contoh Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hanif menegaskan bahwa Tanah Bumbu harus menjadi contoh dalam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, terutama dalam hal pengelolaan sampah. “Saya berharap dalam lima tahun ke depan, wajah Tanah Bumbu menjadi cerminan dan contoh, serta menjadi tempat study banding terkait pengelolaan lingkungan hidup,” tambahnya.
Tanah Bumbu, menurut Hanif, memiliki potensi besar dalam pengelolaan lingkungan, terutama dengan dukungan perusahaan seperti Borneo Indobara. “Potensi ekonomi di daerah ini sangat signifikan, apalagi dengan jumlah penduduk yang kurang dari 400 ribu jiwa, ini menjadi kesempatan besar untuk memajukan pengelolaan lingkungan,” paparnya.
Perbaikan Sistem Pengelolaan Sampah
Menteri Hanif juga menyampaikan apresiasi terhadap Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang dianggap serius dalam mengelola sampah. Namun, dia mengingatkan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. “Tanah Bumbu sudah memiliki 10 unit alat berat untuk pengolahan sampah akhir, ini sudah luar biasa. Namun, kedepannya harus dibangun sistem yang lebih serius,” katanya.
Hanif menjelaskan bahwa dengan jumlah penduduk Tanah Bumbu yang tidak terlalu banyak, sekitar 170 ton sampah per hari, pengelolaan sampah di tingkat kecamatan sangat penting. “Setiap kecamatan harus menginisiasi warga untuk memilah dan memilih sampah,” imbuhnya.
Dengan harapan besar untuk Tanah Bumbu, Hanif optimis bahwa pengelolaan sampah dapat dilakukan secara efisien di tingkat kecamatan dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. (007)