BerandaBANUANanik Hayati Jurnalis Senior Usulkan MoU FJPI-KPID Kalsel agar Isu Perempuan Rutin...

Nanik Hayati Jurnalis Senior Usulkan MoU FJPI-KPID Kalsel agar Isu Perempuan Rutin Hadir di Pemberitaan Media

LANGKAR.ID, BANJARMASIN – Literasi media berteman “Penyiaran Ramah Perempuan dan Anak” digelar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan bersama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kalsel, Jumat di RM Lima Rasa Banjarmasin (11/4/2025).

Acara ini menjadi ruang strategis memperkuat komitmen media dalam menyuarakan isu perempuan dan anak serta menciptakan penyiaran yang inklusif.

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua KPID Kalsel Analisa dan dua anggota lainnya Fadly Rizky dan Marliyana serta para anggota FJPI Kalsel.

Diskusi mengangkat studi kasus pembunuhan jurnalis muda Juwita (23) yang terjadi di Banjarbaru, menjadi refleksi penting soal urgensi perlindungan jurnalis perempuan dalam bekerja.

Ketua FJPI Kalsel Sunarti dalam kesempatan tersebut menegaskan perlunya jaminan keamanan dan perlindungan khusus bagi jurnalis perempuan saat menjalankan tugas-tugas jurnalistik di lapangan.

“Kita tidak ingin ada lagi kejadian yang menimpa rekan kita Juwita. Perlu ada mekanisme pengamanan, pendampingan, dan sistem respons cepat ketika jurnalis perempuan menghadapi ancaman atau kekerasan,” tegas Sunarti yang juga Pimred Kalimantan Post.

Sementara itu, jurnalis senior dan anggota FJPI Kalsel Nanik Hayati menyampaikan usulan penting kepada KPID, yakni dibentuknya nota kesepahaman (MoU) antara FJPI dan KPID Kalsel. MoU ini bertujuan untuk memastikan isu-isu perempuan hadir secara rutin dan berpihak dalam pemberitaan media, bukan sekadar muncul kalau ada timbulnya kasus saja.

Nanik Hayati – Jurnalis

“Isu perempuan harus menjadi bagian dari narasi pembangunan, kebijakan, dan inspirasi. Media harus ikut serta dalam mendorong ruang aman dan representasi yang adil bagi perempuan,” ungkap Nanik.

Ia juga menambahkan bahwa dalam tugas jurnalistiknya, ia selalu berupaya memilih narasumber perempuan sebagai bagian dari komitmen empowering women diruang Publik.

“Ini bagian dari keberpihakan. Kita ingin suara perempuan hadir dalam wacana publik, menjadi aktor utama dalam perubahan sosial, bukan sekadar objek berita,” katanya.

Sementara Salmah, wartawan senior dari Banjarmasin Post, mengatakan bahwa selama ini media tempatnya bekerja sudah memiliki ruang khusus untuk isu perempuan dan anak.

“Pemberitaan tentang perempuan dan anak memang menjadi perhatian kami. Di Banjarmasin Post, artikel khusus ini sudah berjalan dan menjadi bagian penting dalam penyajian informasi kami,” jelas Salmah.

KPID Kalsel merespons positif usulan FJPI. Ketiga anggotanya menyatakan siap mendukung kerja sama lintas lembaga untuk mengembangkan pedoman penyiaran ramah gender, pelatihan jurnalis dengan perspektif perempuan, hingga pemantauan isi siaran secara kolaboratif.

Melalui kolaborasi ini, FJPI dan KPID berharap media penyiaran di Kalimantan Selatan semakin berdaya dalam mendorong kesetaraan gender, perlindungan jurnalis perempuan, dan penyiaran yang mencerminkan nilai keadilan sosial.(007)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BACA JUGA