LANGKAR.ID – Banjarmasin – Memasuki musim kemarau seperti saat ini, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), menjadi perhatian serius yang harus diantisipasi. Termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Antisipasi karhutla pun sudah mulai dilakukan. Seperti pemabasahan lahan gambut yang sudah dilakukan jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel.
“Sedikitnya, pembasahan lahan gambut sudah kami lakukan di lima kabupaten di provinsi ini,” ujar Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana melalui stafnya, Dadang, Selasa (10/08/2021) saat zoom metting yang digelar Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).
Menurut Dadang, operasi pembasahan lahan gambut tersebut, juga melibatkan masyarakat setempat. Karena masyarakat setempat, cenderung lebih memahami kondisi lahan gambut di wilayah mereka.
Selain itu, antisipasi lainnya juga dengan pembuatan sumur bor di daerah rawan karhutla. Nantinya, keberadaan sumur bor tersebut sangat diperlukan untuk upaya pemadaman bila karhutla tak bisa dihindarkan.
Sementara itu, Guru Besar IPB University, Bambang Hero Saharjo, yang juga pembicara dalam pertemuan virtual tersebut menjelaskan, pembangunan infrastruktur pembasahan gambut suatu keharusan. Tujuannya, mengantisipasi kebakaran ekosistem gambut.
Menurutnya, persyaratan terpenting pelestarian gambut, adalah kejenuhan permanen oleh air. Selain itu, untuk mengurangi hilangnya gambut di lahan gambut yang terkena drainase, gambut sangat penting dibasahi kembali. Kemudian hidrologi gambut dikembalikan ke kondisi mendekati alami.
Langkah-langkah seperti 3R, diantaranya Rewetting dan Revegetation, sangat perlu dilakukan. Seperti menaikkan muka air tanah dengan pengaturan GWL dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. Bahkan dapat menghasilkan pengurangan separuh dari emisi.
Dialog Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Kalimantan ini, juga diikuti jajaran DLHÂ Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. (L415)Â
