LANGKAR.ID, Lombok – Wakil Ketua Dewan Pers, Henry CH Bangun mengakui jika standar uji kompetensi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) tergolong sulit.
Hal itu disampaikan Henry saat menjadi pembicara pada Pembukaan Kongres VI IJTI di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Jumat (29/10/2021).
Henry juga menyebut, jurnalis televisi lebih bermartabat dan memiliki level yang berbeda dibanding yang lain.
“Jurnalis televisi ini adalah jurnalis bermartabat dan terlihat berbeda levelnya ketimbang yang lain,” ujar Henry.
“Ujian kompetensi mereka juga sulit karena ada standarisasinya, dan saya sangat bangga dengan Jurnalis TV. Dibanding yang lain, IJTI memang lebih bergengsi,” sambung dia.
Baca juga :Â Buka Kongres VI IJTI, Jokowi Berterima Kasih Kepada Jurnalis TV Turut Membantu Pemerintah Dalam Penanganan Covid-19
Senada dengan Henry, Ketua IJTI Kalsel Dina Qomariah juga mengatakan hal yang sama.
Dina sapaan akrabnya sempat mengikuti uji kompetensi tingkat utama yang digelar IJTI Kalsel beberapa waktu lalu.
“IJTI memang berbeda dengan organisasi jurnalis lainnya, lebih sulit, ada standarisasi tersendiri. Kita harus menguasai isi berita yang akan di sampaikan maupun management berita,” ujar Dina.
Baca juga :Â Kongres IJTI VI Dibuka Secara Virtual oleh Jokowi, Kalsel Kirim 4 Orang Perwakilan
Dina menambahkan, pada uji kompetensi IJTI, peserta juga wajib menguasai materi peralatan audio visual sebagai alat pendukungnya.
“Isi berita itu juga harus diselaraskan dengan menguasai peralatan audio visual dan pendukungnya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, IJTI saat ini tengah menggelar kongres ke VI dilangsungkan di Lombok, NTB.
Acara Kongres IJTI dibuka langsung oleh Presiden Jokowi, Jumat siang tadi.
