LANGKAR.ID, Banjarmasin– Ratusan warga Banjarmasin memadati acara Dialog Maulid yang mengangkat tema “Cinta Nabi, Teladani Kepemimpinan Nabi.” di Auditorium Idham Zarkasi, Fakultas Hukum ULM, Sabtu (5/10/2024). Kegiatan ini bertujuan mengajak umat Islam meneladani kehidupan dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW secara kaffah, tidak hanya dalam ibadah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Acara diisi dua narasumber utama, Guru Muhammad Taufik NT dan Ustadz Humaidi Idris, dengan Ustadz Toliking sebagai moderator. Diawali dengan pertanyaan moderator mengenai pentingnya mengikuti Rasulullah dalam kehidupan. Menanggapi hal ini, Ustadz Humaidi menjelaskan bagaimana di hari akhir nanti, umat akan mencari syafaat, dan Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang akan memberikan syafaat kepada umat yang mengikuti jejak beliau secara penuh.
“Di antara yang dapat memberikan syafaat adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau akan memberikan syafaat kepada umat yang benar-benar mengikuti jejak langkah beliau, tidak hanya dalam ibadah mahdah tetapi juga ghairu mahdah,” ujar Ustadz Humaidi.
Ustadz Humaidi juga mengutip Surah Al-Hasyr, yang menegaskan bahwa segala sesuatu yang datang dari Nabi harus diikuti, termasuk kebijakan negara. “Ayat ini bahkan berbicara tentang distribusi harta fai, artinya kebijakan negara juga harus mengikuti tuntunan Nabi,” jelasnya.
Sementara Guru Taufik menekankan, bahwa cinta kepada Nabi harus diwujudkan melalui tindakan nyata dan kepatuhan pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. “Cinta Nabi bukan hanya soal kata-kata, tetapi harus tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa umat Islam wajib terikat dengan syariat Islam dalam bidang ekonomi dan politik, meskipun aturan administratif dari Barat masih diperbolehkan.
Ketika menanggapi pertanyaan moderator mengenai adopsi aturan Barat dalam ekonomi dan politik, Guru Taufik pun menjelaskan, “Dalam aturan yang sifatnya administratif, kita masih bisa mengambil dari Barat. Namun, dalam hal yang sudah jelas diatur dalam syariat, seperti ekonomi dan politik, seorang Muslim wajib terikat dengan hukum Islam.”
Selama diskusi, beberapa peserta turut memberikan tanggapan. Salah satu peserta, Abdurrahman Malik, mengutip Buya Hamka, “Sungguh aneh jika umat Islam mengikuti syariat dalam ibadah mahdah, namun dalam mengatur negara tidak menggunakan aturan Islam.”
Acara ini juga menjadi ajang peluncuran buku terbaru berjudul “Khilafah” diantara penulisnya adalah Ustadz M Taufik NT. Buku ini memberikan penjelasan ringkas tentang dalil-dalil khilafah dan menjawab berbagai keraguan mengenai topik tersebut.
Menutup acara, Ustadz Humaidi mengungkapkan bahwa cinta kepada Nabi harus melahirkan ketaatan total, kaffah dan kesabaran dalam menjalankannya. “Hasil dari ketaatan ini akan membawa perubahan Islami pada diri dan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Guru Taufik menambahkan bahwa ittiba’ kepada Nabi harus dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan.
Dialog yang berlangsung selama tiga jam ini ditutup dengan doa oleh Ustadz H. Hidayatul Akbar. Jamaah tampak khusyuk, berharap mendapatkan keberkahan dan kekuatan untuk terus meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan mereka. Dengan tema “Cinta Nabi, Teladani Kepemimpinan Nabi,” acara ini diharapkan mampu menginspirasi umat untuk semakin dekat dengan Allah dan Rasul-Nya serta mempraktikkan kepemimpinan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. (L234)