LANGKAR.ID, Banjarmasin – Perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) terus menunjukkan tren positif pada September 2024, meski menghadapi tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan ketidakpastian geopolitik. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pertambangan, khususnya batu bara, serta kontribusi sektor perkebunan seperti kelapa sawit dan karet.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalsel, Syafriadi, perekonomian Kalsel pada Triwulan II-2024 tumbuh 4,81% (yoy), mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.
“Inflasi pada September 2024 masih terkendali di angka 1,98% (yoy), meskipun lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 1,84% (yoy). Kota Tanjung mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,28%,” ujar Syafriadi, Kamis (31/10/2024).
Selain itu, neraca perdagangan Kalsel mencatat surplus yang menguat signifikan. Pada September 2024, surplus mencapai US$1,187,80 juta, meningkat 43,96% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Kalsel juga mencatat realisasi pendapatan sebesar Rp15,21 triliun atau 67% dari target. Namun, terjadi kontraksi 14,49% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) justru tumbuh 8,20%, mencapai Rp1,43 triliun atau 113,86% dari target.
Meski tren positif terus berlanjut, Syafriadi menggarisbawahi beberapa tantangan, termasuk penurunan harga ekspor komoditas seperti batu bara dan CPO. “Kami optimistis perekonomian Kalsel akan terus tumbuh, dengan memaksimalkan potensi lokal serta adaptasi terhadap tantangan global,” tutupnya. (L212)