Banjarmasin – Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang tidak baik – baik saja. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripuddin.
Hal tersebut, menurutnya, berdasarkan kondisi lapangan saat ini. Rumah sakit rujukan penanganan virus corona (Covid-19) di Kalsel sudah terisi lebih dari 50 persen oleh pasien. Kondisi ini, diperparah dengan pasokan oksigen yang sudah sangat terbatas.
“Tidak ada Kompromi! Perubahan perilaku merupakan upaya di hulu untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang berada di hilir. Jadi kalau 5M dan 3T dilakukan secara masif dan bersamaan, penularan bisa diputus dengan lebih cepat,” kata politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Bang Dhin ini, Minggu (25/07/2021).
Data Kamis, (22/07/2021) menunjukkan, Indonesia mencatat jumlah kematian baru sebanyak 1.449 orang. Total kasus Covid-19 aktif di RI kini sebanyak 561.384. Indonesia berada di posisi ke-14 dunia sebagai negara dengan kasus terbanyak Covid-19 global.
Sementara itu dari data Worldometers, secara rinci RI mencatat 3.033.339 kasus secara akumulatif sejak wabah muncul di 2020 dengan 79.032 kematian.
WHO merilis detail provinsi RI yang mengalami kenaikan kasus tertinggi. Disebutkan, provinsi-provinsi itu sebagai provinsi yang memiliki peningkatan kasus di atas 150 persen.
Kemudian sebanyak 21 provinsi (8 provinsi baru ditambahkan sejak minggu sebelumnya) kini telah melaporkan varian Delta dan proporsi tes positif lebih dari 20% di 33 dari 34 provinsi. Enam provinsi mengalami peningkatan lebih dari 150 persen, yakninBanten 540 persen, Sumatera Utara 238 persen, Papua 233 persen, Kalimantan Selatan 196 persen, Jawa Timur 187 persen dan Jambi 152 persen.
Menurut Bang Dhin, apabila seluruh masyarakat Indonesia mampu mematuhi protokol kesehatan. Maka hal tersebut akan memberikan dampak positif yang besar. Kemudian, di sisi lain pemerintah harus menjadikan PPKM yang dilaksanakan sebagai momentum pelaksanaan 3T dengan baik dan benar.
“Intinya, orang pembawa virus harus secepatnya ditemukan untuk diisolasi dan dirawat. Setelah itu, orang yang terlibat kontak erat dengan orang pertama harus dites, diperiksa dengan cara swab-PCR. Bila terkonfirmasi positif, segera dirawat dan diisolasi dan begitu seterusnya” ujar Bang Dhin. (deden)