LANGKAR.ID,BANJARMASIN – Kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan pertumbuhan positif yang signifikan, menjadi pendorong utama pengembangan ekonomi daerah. Hal ini disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan dalam laporan terbarunya.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan (Kalsel) per triwulan III-2024 tercatat sebesar 5,23% (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang hanya mencapai 4,95%. Sektor utama yang mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pertambangan dan penggalian (27,32%), pertanian, kehutanan, dan perikanan (14,08%), serta industri pengolahan (10,63%). Ketiga sektor ini berkontribusi 52,02% terhadap perekonomian Kalsel.
Industri Perbankan Terus Menguat
Kinerja perbankan di Kalsel mencatat tren positif pada Oktober 2024, dengan kredit perbankan meningkat sebesar 26,12% (yoy) menjadi Rp76,82 triliun. Kredit konsumsi menjadi kontributor utama dengan porsi 39,25%. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 12,36% (yoy) menjadi Rp92,38 triliun, dengan tabungan sebagai penyumbang terbesar.
Loan-to-Deposit Ratio (LDR) perbankan mencapai 83,16%, menunjukkan intermediasi yang sehat. Risiko kredit pun terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) nett sebesar 1,00%.
Perbankan syariah juga mencatat pertumbuhan positif, dengan aset, DPK, dan pembiayaan masing-masing tumbuh 21,74%, 19,55%, dan 19,54%. Financing to Deposit Ratio (FDR) mencapai 86,93%, sedangkan NPF nett hanya 0,73%.
Keuangan Nonbank dan Fintech Meningkat
Industri keuangan nonbank di Kalsel juga menunjukkan perkembangan pesat. Aset dana pensiun meningkat 9,08% (yoy), dengan total aset mencapai Rp337 miliar per September 2024. Sementara itu, pembiayaan modal ventura naik 10,26% (yoy) menjadi Rp86 miliar, dengan Kota Banjarmasin sebagai penyerap utama.
Sektor fintech peer-to-peer lending mencatat outstanding pinjaman sebesar Rp825 miliar per September 2024, meningkat 64,89% (yoy). Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) tercatat 1,48%, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 2,38%.
Pasar Modal dan Literasi Keuangan
Di sektor pasar modal, Kalsel mencatat nilai kepemilikan saham tertinggi se-Kalimantan, mencapai Rp79,7 triliun per September 2024. Jumlah investor individu mencapai 170.724 akun, mendominasi 99,92% dari total investor.
Dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, OJK telah melaksanakan 78 kegiatan edukasi hingga November 2024, melibatkan 10.203 peserta dari berbagai kelompok, seperti pelajar, nelayan, dan UMKM.
Komitmen OJK untuk Pembangunan Ekonomi Kalsel
OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus memperluas akses keuangan melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) yang telah menyalurkan Rp56 miliar kepada 5.306 debitur. Program inovatif seperti budi daya padi apung di Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga diperkenalkan untuk mendukung swasembada pangan sekaligus membuka akses ekonomi baru.
OJK Kalimantan Selatan berkomitmen menjaga stabilitas sektor jasa keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menyejahterakan masyarakat. (L212)