LANGKAR.ID, Banjarmasin – Kisah inspiratif datang dari dua bocah bernama Nazira dan Denis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang harus kehilangan sang ayah akibat infeksi Covid-19
Kematian sang ayah hampir saja membuat Bocah bernama lengkap Muhammad Nazira dan Ahmad Denis Keandre kehilangan semangat hidup.
Baik Nazira maupun Denis kini sama-sama duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mereka berdua tak mau berlama-lama larut dalam kesedihan dan tetap fokus menimba ilmu agar bisa menggapai cita-cita.
Saat Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel mendatangi rumah mereka di kawasan Sungai Andai beberapa waktu lalu, keduanya tampak serius mengerjakan tugas sekolah.
Di masa pandemi seperti saat ini, Nazira dan Denis harus bergantian masuk ke sekolah maupun belajar secara daring.
Nazira, yang kini duduk di kelas IX SMP ini mengatakan, kehilangan ayah bukan akhir dari segalanya.
Hal itu tak mematahkan semangatnya untuk menggapai cita-citanya sebagai seorang tentara. Lalu, apa alasan Nazira bercita-cita menjadi tentara?
“Saya ingin melindungi negara ini. Karena sejak kecil saya ingin sekali menjadi tentara,” kata Nazira.
Baca juga : Bantu UMKM Ditengah Pandemi, ACT Kalsel Hadirkan Program “Borongin Dagangannya Tambahin Modalnya”
Untuk dapat mewujudkan cita-citanya, Nazira menuturkan bekal yang akan disiapkan olehnya.
Seperti fisik, mental, dan terus belajar. Kendati memiliki cita-cita yang tinggi, Nazira mengatakan, seluruh hasilnya nanti kepada Allah SWT.
“Ini merupakan amanah almarhum ayah saya. Jika belum berhasil menjadi tentara, saya ingin menjadi polisi. Karena almarhum ayah gagal menjadi polisi dan berharap anaknya yang mewujudkannya,” jelas Nazira.
Berbeda dengan Nazira, Denis justru memiliki cita-cita yang berbeda.
Denis yang masih duduk di kelas VII SMP ini malah bercita-cita menjadi seorang kurir.
“Saya ingin langsung bekerja sebagai kurir. Agar dapat membantu orang tua saya,” kata Denis.
Baca juga : Kadin Banjarmasin Ikut Borong Dagangan Bareng ACT Kalsel
Denis menjelaskan dorongan baginya untuk langsung bekerja ketika selesai menempuh pendidikan wajib 12 tahun.
Karena baginya, orang tua telah memberikan kasih sayang kepada Denis semasa kecil. Atau dengan kata lain, Denis ingin membalas budi kepada orang tuanya.
“Saya terus semangat untuk belajar,” singkat Denis.
Nazira dan Denis merupakan dua dari lima bersaudara, sementara ketiga adiknya masih berusia belia dan duduk di bangku sekolah Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak.
Kini hanya sang ibu Winani, yang membesarkan lima bersaudara ini di tengah keterbatasan.
Sementara itu, Staf Program ACT Kalsel Ratih Ayu mengatakan, kehilangan ayah yang merupakan tukang punggung keluarga sangat berdampak kepada Nazira dan Denis. Terutama dalam hal biaya pendidikan.
Melihat itu, ACT Kalsel mencoba memberikan bantuan biaya pendidikan kepada anak usia sekolah yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.
Tujuannya agar anak-anak usia sekolah ini tak putus sekolah karena tak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan.
“Program ini hadir sebagai upaya kami dalam membantu anak-anak usia sekolah, agar tetap semangat dalam menimba ilmu di bangku sekolah. Apalagi di masa-masa sulit seperti ini, yang seperti kita tahu, anak-anak usia sekolah sempat belajar secara daring dari rumah,” tutur Ratih.
Selain itu, bantuan biaya hidup juga diberikan kepada orang tua Nazira dan Denis.
“Program ini terus berkelanjutan dan masyarakat turut serta mendukung dengan sedekah terbaiknya,” pungkasnya. (L030).