LANGKAR.ID Banjarmasin – Pasca ambruknya Icon Ketupat Raksasa. Terlihat para petugas tengah membersihkan bekas kontruksi bangunan,Jumat (18/11/2022) pagi.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina pun sempat melakukan pemantauan kelokasi ambruknya ketupat raksasa yang ditargetkan rampung pada akhir Desember itu.
Saat pemantauan Ibnu mengklarifikasi, bahwa biaya yang digunakan untuk proyek revitalisasi kawasan kampung ketupat berasal dari investor senilai Rp6 Miliar.
“Kita juga ingin klarifikasi bahwa biayanya bukan berasal dari APBD,” ucap Ibnu.
“Bangunan yang roboh cuma satu titik itu saja. Semoga langsung diperbaiki dan bisa selesai tepat waktu akhir tahun ini. Karena tidak dari APBD maka tidak ada penalti, kalau seandainya penyelesaiannya terlambat,” pungkasnya lagi.
Sementara itu, Arsitek PT Juru Supervisi Indonesia, Nugroho yang dikonfirmasi via telpon menjelaskan, bahwa pihaknya telah melakukan upaya rekonstruksi yang jauh lebih baru dan aman dari musibah. Terutama jika ada angin kencang.
“Akan dibangun ulang dengan desain yang lebih baik, dan Spekatakuler. Tapi ikon ketupat akan tetap kita pertahankan sebagai persembahan kita untuk warga Banjarmasin,”ujarnya
Lantas, apakah hal itu tidak membuat mereka rugi, alias nombok dari perhitungan anggaran sebelumnya?
Terkait hal itu, Ia mengaku tidak mempermasalahkannya. Karena baginya, sebuah karya tidak selalu menghidupi, tapi terkadang juga dihidupi.
“Itu prinsip kami sebagai arsitek dan seniman. Kita sedang melakukan redesign uji saintis agar insiden itu tidak terulang. Kita target tetap selesainya akhir tahun ini,” tuntasnya.
Sekedar diketahui, pengelolaan kawasan kampung dan pembangunan ikon ketupat raksasa dibangun dengan sistem kerjasama antara Pemko Banjarmasin dengan PT Juru Supervisi Indonesia.
Kontrak kerjasama ditandatangani bersama Pemerintah Kota Banjarmasin pada 1 Agustus 2022, dengan target penyelesaian akhir Desember mendatang. (L212)