LANGKAR.ID, Martapura – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) turut memperingati Hari Bersih-bersih Sedunia yang jatuh pada Tanggal 18 September setiap tahunnya.
Peringatan Hari Bersih-bersih Sedunia atau World Cleanup Day (WCD) itu digelar di Desa Lokbaintan, Kabupaten Banjar yang ditandai dengan aksi gotong royong bersih bersih sungai serentak di beberapa titik di kabupaten dan kota di Kalsel.
Kegiatan diawali dengan Kick Off Program “Sungai Martapura Bungas” yang dihadiri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan juga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Baca juga :Â Lepas Peserta Gowes, Paman Birin Tekankan Pentingnya Jaga Kondisi Tubuh dengan Berolahraga
Sahbirin Noor dalam sambutannya mengatakan, program “Sungai Martapura Bungas” ini sejalan dengan latar belakang WCD sendiri untuk menjadikan dunia tempat hidup yang aman dan nyaman.
Pria yang akrab disapa Paman Birin ini mengungkapkan penghargaannya kepada elemen masyarakat yang berpartisipasi aktif meningkatkan kualitas lingkungan.
Termasuk menjaga bumi agar bersih dari segala bentuk yang bisa mengotori lingkungan sungai.
Untuk itu, peran masyarakat dalam berpartisipasi bersama pemerintah dinilai sangat membantu upaya menjaga lingkungan, khususnya perairan sungai.
Kegiatan yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel sudah selaras dengan makna peringatan Hari Bersih-bersih Sedunia.
Ini karena peringatan WCD adalah
aksi sosial global tahunan yang mengajak masyarakat di dunia untuk turut menjaga kebersihan bumi yang bertujuan untuk mengurangi limbah padat dan sampah laut.
Aksi ini merupakan acara global terbesar di bawah organisasi independen Let’s Do It World.
“Pada WDC ini, manusia di seluruh dunia diharapkan untuk melakukan gerakan atau aksi bersih-bersih. Hal ini tentu sejalan dengan ajaran Islam bagi kita kaum muslimin yang sudah kita dapatkan sejak kecil,” ucap Paman Birin.
Program “Sungai Martapura Bungas” sendiri, diselenggarakan untuk restorasi serta rediscovery Sungai Martapura sebagai sendi kehidupan bagi masyarakat pesisir.
Alasan sebagian besar masyarakat Kalsel memilih tinggal di pesisir sungai adalah karena sungai sendiri adalah sumber kehidupan.
Hampir seluruh kegiatan hidup masyarakat mulai mandi hingga memasak, bergantung pada air sungai.
“Sungai itu adalah aliran kehidupan, karena itu masyarakat kita senang tinggal di dekat sungai,” ujarnya.
Baca juga :Â Jembatan Sei Alalak Segera Diresmikan, Paman Birin : Terima Kasih Pak Presiden
Diceritakan Paman Birin, bagi dirinya dan keluarga sangat dekat dengan kehidupan sungai.
Sebab ia sejak masa kecil bertempat tinggal di daerah Sungai Jingah, menyebutkan bahwa dahulu air Sungai Martapura bisa dikonsumsi. Sayangnya, hal ini sudah kurang memungkinkan lagi.
“Kalau sungai bersih dan lingkungan sekitar bersih, rumah kita bersih, Insya Allah hidup akan aman nyaman dan sehat pastinya,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana selaku penyelenggara, menyampaikan bahwa selain di Lokbaintan, ada 10 titik lain pelaksanaan kegiatan yang sama di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.
“Untuk Provinsi Kalsel WCD kita fokuskan di 11 titik dan puncaknya ada di Lokbaintan. Hal ini karena kami rangkai dengan kegiatan Kick Off Program Sungai Martapura Bungas,” terangnya.
Selain itu, Hanifah juga mengatakan, pemilihan Desa Lokbaintan sebagai titik puncak pelaksanaan kegiatan WDC ini karena desa ini menggambarkan ciri khas budaya masyarakat Kalsel.
“Desa Lokbaintan dipilih sebagai salah satu lokasi aksi WCD karena lokasi ini adalah gambaran ciri khas budaya, dan sekaligus kebanggaan masyarakat Kalsel,” tandasnya. (L030).