BerandaBANUABanjarbaruPeringatan HPSN 2025 di ULM Banjarbaru, Menteri Hanif Sebut 60,99 Persen Sampah...

Peringatan HPSN 2025 di ULM Banjarbaru, Menteri Hanif Sebut 60,99 Persen Sampah Belum Terkelola dengan Baik

LANGKAR.ID, Banjarbaru – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (15/3/2025).

Hanif datang ke Kalsel dalam rangka menghadiri acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang dipusatkan di Kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarbaru.

Peringatan HPSN 2025 kali ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berkolaborasi dengan kementerian pendidikan tinggi dan menengah.

Hanif menegaskan komitmennya untuk meningkatkan pengelolaan sampah di lingkungan pendidikan dengan melibatkan universitas dan sekolah.

“Kolaborasi ini diwujudkan melalui
program Asta Kampus dan Sekolah. Aksi Peduli Sampah Nasional yang melibatkan universitas dan sekolah dari berbagai wilayah di Indonesia dalam gerakan nyata mengurangi dampak buruk sampah
terhadap lingkungan,” ujar Hanif.

Sebagai bagian utama dari peringatan HPSN 2025, program Asta Kampus dan Sekolah diikuti oleh 2.137 peserta yang dilaksanakan di 8 universitas di Indonesia.

Selain universitas, sebanyak 56 sekolah tingkat dasar dan menengah turut serta dalam gerakan ini.

Hal ini menandai komitmen nasional terhadap keberlanjutan lingkungan sejak usia dini.

Hanif membeberkan jika saat ini, Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah per tahun.

“Dimana 60,99 persen diantaranya masih belum terkelola dengan baik,” beber Hanif.

Hanif melanjutkan, dari 60,99 persen sampah yang tidak terkelola dengan baik tersebut, dari segi komposisi, sampah sisa makanan mendominasi dengan 39,87 persen diikuti oleh sampah plastik sebesar 19,16 persen.

Ada pula jenis sampah lainnya seperti kayu, kertas karton yang persentasenya lebih sedikit.

“Mayoritas sampah tersebut berasal dari rumah tangga, pasar, kawasan perniagaan serta kawasan lainnya,” jelas Hanif.

Hanif mengatakan, sampah plastik dan sisa makanan sebagai penyumbang terbesar, diperlukan peningkatan penerapan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) untuk mengatasi permasalahan ini secara lebih efektif dan berkelanjutan.

“Sampah sejatinya akan selalu dihasilkan dalam proses kegiatan manusia, untuk itu sampah yang kita hasilkan merupakan tanggung jawab kita. Sudah seharusnya kita mulai kurangi dan kita kelola dari diri kita sendiri dan tidak terbuang ke Tempat Pemrosesan Akhir,” tegas Hanif.

Diujung sambutannya, Hanif mengapresiasi hadirnya dua mitra kementerian strategis untuk mengatasi sampah dimulai dari lingkungan dunia pendidikan

“Dengan kolaborasi yang efektif dan sinergis dapat menyelesaikan masalah pengelolaan sampah,” pungkas Hanif.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BACA JUGA