BerandaNASIONALSengkarut UKT, LBH PU Kalsel: Indonesia Cemas 2024

Sengkarut UKT, LBH PU Kalsel: Indonesia Cemas 2024

LANGKAR.ID, Banjarmasin – Jargon Indonesia Emas 2045 sering digelorakan pemerintah, menuju visi kemajuan bangsa dalam memanfaatkan bonus demografi. Namun belum juga 2045, generasi penerus negara sudah harap-harap cemas di 2024, seiring polemik mahalnya uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi, yang membuat pemuda mengurungkan niat menempuh pendidikan lanjutan.

Setidaknya hal ini dikhawatirkan praktisi hukum dari Lembaga Bantuan Hukum Pelita Umat Pariadi H., S.Pd., S.H., saat menjadi pembicara di Islamic Lawyers Forum, di Kafe Milte Buble Adhiyaksa, Jumat malam (24/05/2024).

Berdiskusi persama para mahasiswa hukum dari sejumlah perguruan tinggi di Banjarmasin, ia menekankan, bahwa isu liberalisasi pendidikan ini telah lama mengundang protes aktivis, termasuk ketika dirinya berkuliah dulu di tahun 2000an.

“Sekarang biaya perkuliahan itu naiknya bukan 30–50% lagi, melainkan 300–500%,” ungkap Pariadi.

Yang termahal, jelasnya, ada yang tembus Rp14 juta rupiah per semester, sebuah angka yang sulit dijangkau bagi warga biasa.

“Dari berita yang saya baca, ada 50 remaja yang terpaksa batal kuliah di sebuah universitas, karena baru tahu adanya kenaikan UKT usai lulus seleksi,” urai Pariadi.

Ia pun menyayangkan fenomena ini, karena jika merujuk Pasal 28C UUD 1945, setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

“Sayangnya sampai sekarang itu tidak pernah terwujud,”

Pariadi pun pesimis, ke depannya kesejahteraan umat manusia tetap sulit terwujud jika tidak ada perubahan. Karena selain ulah oknum, hukum buatan manusia juga sering terdapat celah yang suka dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Sehingga dalam forum ini, akhirnya disuarakan solusi, bahwa perlu ada sistem alternatif yang bisa mengayomi lebih baik lagi umat manusia, yakni berupa sistem Islam, yang pernah ditegakkan Nabi Muhammad saw. dan diteruskan para pemimpin kaum muslimin usai wafatnya Rasulullah saw.

“Kalau bicara pendidikan berkualitas dan menyejahterakan, dahulunya pernah diwujudkan dengan baik sekali oleh dunia Islam,” pungkas Pariadi.

(L234)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BACA JUGA