BerandaBANUABanjarbaruSurvei BI : Jualan Online, 27,6 Persen UMKM Meningkatkan Penjualan Di Masa...

Survei BI : Jualan Online, 27,6 Persen UMKM Meningkatkan Penjualan Di Masa Pandemi

LANGKAR.ID, Banjarbaru – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kalsel untuk memanfaatkan potensi digital dalam memasarkan produk dan jasa.

Menurut BI, penggunaan teknologi yang terhubung dengan jaringan internet serta aktif di berbagai media jejaring sosial dan marketplace (situs jual beli online) dapat menumbuhkan produktivitas UMKM. UMKM dapat menurunkan biaya transaksi, terintegrasi dengan pasar global, dan meningkatkan akses ke sumberdaya keuangan maupun pemerintah.

Ekonom Ahli Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi BI Kalsel, Dadi Esa Cipta menyampaikan dengan Go Digital, UMKM di Kalsel dapat menjangkau hingga pasar dunia.

“Kita tahu UMKM selama ini lebih banyak mengandalkan penjualan produknya lewat toko, nah kita coba mendorong supaya mereka terhubung dengan e-commerce, market place, sehingga produknya itu dilihat bukan hanya di Kalimantan Selatan tapi juga nasional, dunia juga bisa melihat,” ucap Dadi disela acara Refreshment Wartawan Ekonomi di Grand Dafam Hotel Banjarbaru, Sabtu (4/12/21).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia, sebanyak 190 juta di rentang usia 15-64 tahun merupakan pengguna internet. Dari seluruh pengguna internet tersebut sebanyak 27.94 persen merupakan Gen Z (usia 8-23 tahun), 25.87 persen Milenial ( usia 24-39 tahun), dan 21.88 persen Gen X (usia 40-55 tahun).

Sementara pada situs datarateportal.com juga menyimpulkan penggunaan teknologi smartphone di Indonesia mencapai 338,2 juta dengan penetrasi 124 persen, masyarakat yang aktif di jaringan internet sebanyak 175,4 juta dengan penetrasi 64 persen, dan aktif di media sosial digital sebanyak 160 juta dengan penetrasi 59 persen.

Transformasi digital semakin cepat terjadi pada tahun 2020 terutama karena faktor pandemi covid-19.

Baca juga : Keren! 552 Item Produk UMKM Hadir di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin

Dari data Survei UMKM Bank Indonesia, selama pandemi covid-19, kinerja UMKM di Indonesia mayoritas terdampak negatif. Hanya 12,5 persen UMKM tidak terdampak dan 27,6 persen UMKM justru mengalami peningkatkan penjualan dengan strategi penjualan online. Padahal UMKM merupakan sektor yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi.

“Kita tahu di masa pandemi ini yang paling berdampak itu UMKM, UMKM itu berkontribusi 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerjanya mencapai 97 persen, tapi dengan profit omzet penjualannya turun drastis. Mereka juga kesulitan mendapatkan barang baku,” tambah Dadi.

Potensi Ekonomi Digital Indonesia, Sumber : Persentasi BI Perwakilan Kalsel.

BI sendiri telah melakukan berbagai pelatihan kepada UMKM di Kalsel agar dapat memanfaatkan marketplace digital dengan maksimal. Selain itu UMKM diminta menjaga kualitas produk yang dijual dan kesinambungan produksi.

“Dengan catatan UMKMnya bisa menjaga kualitas, kesinambungan produksi, jangan sampai nanti ada banyak permintaan mereka tidak bisa memenuhi, atau bisa memenuhi tapi kualitasnya tidak terjaga,” pesannya.[nextpage title=”Pelatihan On Boarding UMKM”]

Pelatihan On Boarding UMKM yang dijalankan BI mencakup edukasi online, pendampingan praktik, hingga monitoring. Melalui program ini UMKM diharapkan dapat masuk dan aktif di ekosistem digital, sehingga dapat meluaskan akses pasar dan meningkatkan penjualan.

“Dari berbagai produk yang dipilih sudah diproses masuk,  tapi bagi yang tidak, kami melakukan pelatihan pelatihan, bagaimana supaya packagingnya lebih bagus, bagaimana supaya produknya lebih menjual lebih menarik,” lanjutnya.

BI juga menilai pemerintah perlu mengakselerasi transformasi digital UMKM. Karena baru 21 persen UMKM memanfaatkan potensi digital. Dari survei Pemberdayaan UMKM, Kompas 2021, alasan UMKM tidak menggunakan E-commerece karena memiliki keterbatasan modal untuk perluasan bisnis online, keterbatasan literasi digital, keterbatasan perangkat digital, keterbatasan pengetahuan operasional, dan alasan keterbatasan tenaga kerja.

Pegawai BI menjelaskan program On Boarding UMKM yang dijalankan BI Perwakilan Kalsel kepada peserta Refreshment Wartawan Ekonomi, Sabtu (4/12/21)

Selain itu tantangan dari sisi infrastruktur, penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 76,8 persen yang menjadikan Indonesia peringkat ke 15 di Asia, ketersediaan akses yang dominan di pulau Jawa, dan kecepatan internet kabel yang masih rendah.

Baca juga : Bantuan Sosial Diklaim Dapat Mendorong Kebangkitan Perekonomian Masyarakat Khususnya di Sektor UMKM

Lemahnya cyber security dan keamanan data diri konsumen, dan terlalu banyaknya pasokan produk impor dibanding produk lokal UMKM menjadi tantangan dari sisi regulasi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia. (L234)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BACA JUGA