LANGKAR.ID BANJARMASIN – Bank Indonesia (BI) ),DPRD Provinsi Kalsel, Pemerintah Provinsi Kalsel, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kalsel, bersinergi membahas terkait percepatan penurunan angka stunting, di kantor DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (10/03/2023).
Dalam rapat bersama yang juga menghadirkan sejumlah wartawan di DPRD Kalsel tersebut, dibahas angka prevalensi stunting di Kalsel yang masih lebih tinggi dari rata-rata nasional yakni sebesar 24,4%.
Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H. Supian H.K., mengatakan pihaknya sangat serius menangani masalah stunting, terbukti saat ini Komisi IV DPRD Kalsel tengah menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) untuk mengatasi masalahs stunting.
“Sebagai bukti keseriusan kita, penanganan masalah stunting sedang kita buat Perdanya, dan nantinya ini merupakan Perda pertama di Indonesia”ujar Ketua DPRD Kalsel itu.
Ia juga menambahkan dalam rangka percepatan penyusunan Raperda tentang stunting mereka sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi serta BKKBN.
“Sebelumnya kami telah melakukan audiensi ke kantor pusat BKKBN dalam rangka percepatan penyusunan Raperda tentang stunting,”tambah Supian.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Kalsel, Wahyu Pratomo berkomitmen untuk bersinergi melakukan dukungan terhadap pengentasan stunting di Kalsel.
“Hal itu sejalan dengan peran BI di daerah, yakni mendukung pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan berkesinambungan. Oleh karenanya, BI berkomitmen mendukung penuh upaya pengentasan stunting di Kalsel,” ujar wahyu.
Selain itu, Wahyu juga menjelaskan dukungan BI terhadap penanganan stunting tercakup dalam lima aspek.
Kelima aspek itu adalah pengendalian inflasi, pemberdayaan UMKM, ekonomi digital, pengelolaan uang Rupiah, dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Seluruh aspek tadi, kata Wahyu, bertujuan memperkuat ketahanan dan mengakselerasi pemulihan ekonomi, yang pada gilirannya akan berkontribusi terhadap penurunan angka stunting.
“Khusus aspek terakhir, pada lingkup kepedulian sosial, BI akan memprioritaskan penyalurannya ke lima daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel, yakni Barito Kuala, Kotabaru, Hulu Sungai Tengah, Balangan, dan Hulu Sungai Utara,” kata Wahyu. (L212)