BerandaBANUAUPAYA MENEBUS CITA POLITIK YANG TERGADAI

UPAYA MENEBUS CITA POLITIK YANG TERGADAI

Oleh : Mohammad Effendy – Forum Ambin Demokrasi

LANGKAR.ID,BANJARMASIN – Pembangunan demokrasi kita mengalami dinamika yang begitu cepat, terjadi pasang surut dalam pelaksanaannya di lapangan. Awal reformasi kita begitu bersemangat untuk melakukan perubahan dan penataan kembali lembaga-lembaga politik, sistem ekonomi dan pranata hukum. Akan tetapi kita melupakan satu hal yang sangat penting, yakni melakukan perubahan mental dan pembangunan karakter bangsa.

Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan lembaga politik, sistem ekonomi dan pranata hukum ternyata didesain oleh orang-orang yang masih memiliki tradisi sentralisasi kekuasaan, keseragaman, serta pengendalian satu tangan dengan jargon menjaga keutuhan NKRI. Dampak yang terjadi adalah kebijakan publik yang dihasilkan hanya ditentukan oleh para elit politik dan elit pemerintahan. Rakyat tetap dijadikan objek politik dan oleh karena itu rakyat harus tetap dibiarkan miskin dan tidak berdaya.

Kekuasaan memang tidak lagi berada pada satu tangan seperti praktek di era ordebaru, tetapi disebar kepada beberapa orang atau kelompok dan masing-masing mendapatkan “kue” sumber daya alam dan sumber daya ekonomi. Di permukaan terlihat adanya beberapa kelompok yang memegang peran, akan tetapi di belakang layar kelompok mereka tersebut tetap berada pada satu titik kendali yang menjaga agar kelompok tersebut tidak bertarung dan saling menjatuhkan.

Partai Politik sebagai instrument demokrasi dibiarkan melakukan fungsinya untuk konsumsi publik, namun kebijakan yang dihasilkan harus tetap mengacu kepada strategi pengendali belakang layar. Pimpinan Parpol tidak memiliki kemandirian untuk membuat keputusan politik, karena mereka sudah “menggadaikan” cita politiknya kepada pihak yang lebih berkuasa.

Sementara Parpol yang dipimpin oleh Tokoh Pendirinya memang agak sulit untuk diintervensi, namun mereka juga tidak mempunyai kemandirian penuh secara politik karena “tersandera” oleh berbagai fasilitas dan kegiatan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi. Di lain pihak ada Parpol yang dianggap sulit untuk dikendalikan dan diintervensi, maka parpol tersebut sengaja diganggu dengan berbagai konflik internal sehingga tidak dapat eksis untuk mendapat dukungan publik.

Beberapa tokoh tertentu mencoba membangun gerbong baru dengan menawarkan “politik identitas” sebagai basis perjuangan. Akan tetapi usaha tersebut mendapat hambatan yang cukup besar dari beberapa pihak yang merasa kepentingan politiknya akan terganggu. Upaya dimaksud dapat berupa dipersulitnya parpol tersebut untuk dapat lolos pada seleksi awal sehingga gagal sebagai peserta pemilu. Jika upaya tersebut tidak berhasil maka akan dilakukan kampanye hitam secara diam-diam, sehingga parpol dimaksud tidak mendapat dukungan pemilih pada pemilu.

Gambaran singkat tentang konstelasi politik nasional di atas memberikan petunjuk bahwa negeri ini diatur dan dikelola melalui sebuah konspirasi yang sangat besar, sangat kuat, dan karenanya sangat berbahaya bagi masa depan bangsa. Sebagian besar politisi baik secara personal maupun institusi parpolnya telah “tersandera” karena mereka sudah membuat kesepakatan untuk “menggadaikan” semua cita-cita politik, idealisme, dan juga integritasnya.

Jalan panjang dan penuh tikungan tajam akan dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan perubahan terhadap kondisi bangsa ini. Mereka pasti akan menghadapi tantangan yang sangat kuat dari kelompok yang sudah menikmati kesemrautan ini dan kelompok tersebut memiliki segalanya; dana yang tidak terbatas – institusi politik yang sudah tergadai – aparat negara yang tidak netral – serta lembaga yudisial yang sudah melupakan hukum dan keadilan.

Biaya yang diperlukan untuk menebus “cita politik yang tergadai” tersebut sangat besar, tidak hanya secara finansial tetapi juga kesiapan mental baja yang tidak goyah dengan godaan atau tekanan yang berbahaya. Belum lagi hambatan besar yang akan ditemui dalam upaya merajut kebersamaan antara sesama kelompok pejuang yang memiliki latar belakang berbeda – strategi berbeda – juga mazhab yang berbeda.
Akan tetapi dengan segala keterbatasan yang kita miliki, rasa optimisme harus terus digelorakan sembari melihat pengalaman sejarah berbagai bangsa atau sejarah negeri kita sendiri. Kita dapat berhasil merebut kemerdekaan di tengah kekuatan global yang mendukung penjajah Belanda, kita mampu melawan pengkhianatan Partai Komunis (PKI), padahal mereka mendapat dukungan kuat dari banyak pihak, dan kita juga dapat mengobarkan semangat reformasi disaat rezim ordebaru masih berjaya.

Oleh karena itu kita harus terus berjuang tanpa henti agar hidup memiliki makna – biarkan sejarah akan mengadili dengan caranya sendiri – dan yakinlah kebenaran serta keadilan akan muncul di tempat dan pada waktu yang sering tidak terduga. (007)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BACA JUGA