LANGKAR.ID,KOTABARU – Tercatat sebanyak tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati resmi fimendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotabaru untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada 2024.
Sejauh ini, ketiganya punya strategi masing-masing meraih simpatik masyarakat baik melalui safari politik, hingga memajang baleho jumbo di berbagai titik di Pulau Laut juga pelosok desa.
Baru-baru ini, muncul komentar warga terkait adanya salah satu calon bupati yang berpenampilan beda dengan calon lainnya yakni berambut panjang alias gondrong.
Sejak pendaftaran hingga melalui tahapan pemeriksaan kesehatan salah satu calon itu tetap santai dan tetap dengan rambutnya yang gondrong.
Sementara, Taufik warga asal Pulau Laut Tengah Kotabaru bahkan menilai calon bupati laki-laki yang berambut panjang atau gondrong kurang pantas untuk mengikuti kontestasi Pilkada.
Menurutnya, penampilan gondrong seperti itu dinilai kurang sopan dan tidak layak ditiru oleh para pemuda dan masyarakat Kotabaru.
“Sebagai masyarakat Kotabaru kita menginginkan pemimpin yang memberi teladan yang baik, dan siap mengabdi membangun daerah,” ujar Taufik, kepada wartawan Senin (9/9).
Lebih lanjut diungkapkannya, dalam Islam pun seorang laki-laki dilarang keras untuk berpenampilan menyerupai wanita.
Sebaliknya, wanita juga dilarang kerang berpenampilan seperti laki-laki.
“Jadi, kita ingat dulu dalam dunia pendidikan dasar hingga atas dilarang keras untuk berambut panjang, agar terkesan rapi dan nyaman dipandang,” katanya.
“Makanya ada istilah, kalau penampilan itu mencerminkan karakter seseorang. Nah, kalau calon itu gondrong kesannya kan bisa ditafsirkan sendiri bagaimana,” imbuhnya.
Taufik juga mendambakan Kotabaru ke depan memiliki pemimpin yang pro terhadap rakyat, tulus dan ikhlas mengabdi membangun serta memajukan daerah.
“Sebagai orang kecil Kotabaru saya hanya berharap nanti terpilih pemimpin yang merakyat, dan mampu meratakan pembangunan. Bukan hanya jor-joran ke sektor pariwisata, tapi infrastruktur jalannya rusak parah,” pungkasnya. (timliputan)